Biografi Pondok Pesantren Modern Sa’ad bin Abi Waqqas (PESWA) Riau

0
95
Penganugrahan gelar Doktor Kehormatan (HC) dari UIPM Malaysia

Pondok Pesantren Modern Sa’ad bin Abi Waqqas (PESWA) lahir bukan dari jalan yang mudah. Ia lahir dari sebuah perjalanan panjang, penuh liku-liku, doa, air mata, hingga perjuangan yang tak kenal lelah.

Adalah DR. HC. Kyai Andi Sidomulyo, seorang da’i muda yang tak hanya dikenal karena ilmu dan dakwahnya, tetapi juga karena semangat pantang menyerahnya. Dari kecil, beliau telah mendapat tempaan dari kedua orang tuanya yang selalu berpesan:

“Nak, hidup ini bukan untuk dirimu sendiri. Jadilah orang yang bermanfaat. Jangan pernah menyerah walau sesulit apa pun jalan di hadapanmu.”

Pesan itu tertanam kuat dalam sanubari Kyai Andi. Ia pun tumbuh menjadi pribadi yang tidak mudah menyerah. Meski mengalami berbagai kesulitan, ia percaya bahwa kesabaran dan ikhlas berjuang akan berbuah manis.

Dalam setiap perjuangan besar, selalu ada sosok pendamping yang setia. Bagi Kyai Andi, sosok itu adalah Nyai Herfiana Safitri. Seorang istri yang bukan hanya mendukung, tetapi juga menjadi penopang utama dalam setiap langkah perjuangannya.

Ketika Kyai Andi menghadapi kesulitan, Nyai Herfiana selalu menenangkan dengan kata-kata lembut:

“Kita membangun ini bukan untuk kita, tapi untuk ummat. Allah pasti cukupkan, meski kita harus bersabar sebentar. Jangan menyerah, Ayah. Setiap tetes keringat kita akan jadi saksi di hadapan Allah.”

Kalimat sederhana itu menjadi bahan bakar semangat. Di balik gemuruh pembangunan, ada doa dan dukungan yang tak henti dari seorang istri yang setia.

Salah satu fase paling berat adalah ketika pembangunan asrama santri sedang berlangsung. Santri baru sudah mendaftar, jadwal masuk sudah ditentukan, namun dana pembangunan tiba-tiba habis di tengah jalan.

Kyai Andi, yang kala itu menanggung beban besar agar pembangunan selesai tepat waktu, terus berusaha mencari solusi dan memutar otak bagaimana caranya agar bangunan bisa berdiri sesuai jadwal.

Namun, tubuh manusia punya batas. Dalam kondisi tertekan dan kelelahan, Kyai Andi akhirnya jatuh sakit. Ia sempat drop, terbaring lemah, dan hampir kehilangan harapan. Saat itulah, dukungan orang tua kembali menjadi penguat.

Ibunda beliau meneteskan air mata sambil berbisik lirih:

“Nak, jangan putus asa. Kalau engkau membangun ini karena Allah, maka Allah sendiri yang akan menyempurnakannya. Ingat, setiap perjuangan ada ujiannya. Sakitmu ini bukan tanda kalah, tapi tanda Allah sedang menguatkanmu.”

Kata-kata itu bagaikan obat bagi jiwa yang lelah. Dengan penuh haru, Kyai Andi kembali bangkit, meski tubuh masih lemah. Ia meyakini bahwa pondok ini bukan miliknya, melainkan amanah dari Allah untuk umat.

Berkat kesabaran, doa, dan dukungan orang-orang tercinta, asrama santri akhirnya selesai tepat pada waktunya. Hari pertama santri memasuki asrama menjadi momen haru yang tak terlupakan. Tangis bahagia bercampur dengan rasa syukur: semua jerih payah tidak sia-sia.

Dalam waktu singkat, PESWA bukan hanya menjadi tempat belajar, tetapi juga menjadi pusat kegiatan yang melahirkan santri dengan ilmu agama dan keterampilan modern. Event-event besar seperti PESWA CUP I Horseback Archery dan PESWA CUP I Pencak Silat menjadi bukti nyata bagaimana pesantren ini bukan sekadar tempat menuntut ilmu, melainkan juga wadah pengembangan potensi generasi muda.

PESWA berdiri atas fondasi yang kokoh:

  • Menyatukan ilmu klasik pesantren dengan ilmu modern.

  • Mencetak santri yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, sekaligus siap menghadapi tantangan zaman.

  • Mengajarkan bahwa perjuangan tidak pernah mudah, tetapi siapa pun yang ikhlas dan sabar akan melihat buah manisnya.

Kyai Andi Sidomulyo percaya, santri PESWA bukan hanya akan menjadi alim ulama, tetapi juga pemimpin umat yang mampu memadukan kecerdasan intelektual, spiritual, dan emosional.

Biografi Pondok Pesantren Modern Sa’ad bin Abi Waqqas adalah kisah tentang cinta, pengorbanan, dan doa. Dari keringat yang menetes, air mata yang mengalir, hingga sakit yang hampir meruntuhkan semangat, akhirnya lahirlah sebuah pesantren yang menjadi cahaya bagi generasi masa depan.

PESWA adalah saksi bahwa dengan dukungan orang tua, kesabaran seorang istri, dan doa yang tak pernah putus, mimpi besar bisa terwujud. Kini, dari Ujung Batu, Rokan Hulu, lahirlah generasi yang siap menebar kebaikan dan menjadi pemimpin umat di masa depan.

Previous articleKetua SPTI Tewas Dibacok OTK, Warga Gempar
Next articleKasus Viral Guru SD Mau cekik Murid di Lampung, Terindikasi ODGJ

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here